Sabtu, 04 September 2010

Jenis-jenis planet katai

1.Pluto

Pluto Simbol astronomis Pluto
Pluto dan Charon.
Pluto dan Charon.
Penemuan
Penemu Clyde W. Tombaugh
Tanggal ditemukan 18 Februari 1930
Penamaan
Penamaan MPC 134340 Pluto
Kategori
planet minor
planet katai,
TNO,
plutoid,
KBO,
plutino
Adjektif Plutonian
Epos J2000
Aphelion 7.375.927.931 km
49,305 032 87 SA
Perihelion 4.436.824.,613 km
29,658 340 67 SA
Sumbu semi-mayor 5.906.376.272 km
39,481 686 77 SA
Eksentrisitas 0,248 807 66
Periode orbit 90.613,305 hari
248,09 tahun
Periode sinodis 366,73 hari
Kecepatan orbit rata-rata 4,666 km/s
Inklinasi 17,141 75°
11,88° ke ekuator Matahari
Bujur node menaik 110,303 47°
Argumen perihelion 113,763 29°
Satelit 3
Ciri-ciri fisik
Jari-jari rata-rata 1.151 km[1]
0,18 Bumi
Luas permukaan 1,665×107 km²[1]
0,033 Bumi
Volume 6.39×109 km³[1]
0,0059 Bumi
Massa (1,305 ± 0,007)×1022 kg[2]
0,002 1 Bumi
0,178 bulan
Kepadatan rata-rata 2,03 ± 0,06 g/cm³[2]
Gravitasi permukaan di khatulistiwa 0,81 m/s²[1]
0,059 g
Kecepatan lepas 1,27 km/s[1]
Hari sideris −6,387 230 hari
6 hari 9 jam 17 men 36 det
Kecepatan rotasi 47,18 km/jam
Kemiringan sumbu 119,591 ± 0,014° (ke orbit)[2][3]
Asensio rekta bagi kutub utara 133,046 ± 0,014°[2]
Deklinasi -6,145 ± 0,014°[2]
Albedo 0,49–0,66 (bervariasi 35%)[4][5]
Suhu permukaan
Kelvin
min rata-rata maks
33 K 44 K 55 K
Magnitudo tampak sampai 13,65 (rata-rata 15,1)[5]
Magnitudo mutlak (H) −0,7[6]
Ukuran sudut 0,065" sampai 0,115"[5][7]
Atmosfer
Tekanan permukaan 0,30 Pa (maksimum musim panas)
Komposisi nitrogen, metana


Pluto dan tiga satelitnya: Charon, Nix, dan Hydra.

Pluto (nama resmi: 134340) adalah sebuah planet katai (dwarf planet) dalam Tata Surya. Sebelum 24 Agustus 2006, Pluto berstatus sebagai sebuah planet dan setelah pengukuran, merupakan planet terkecil dan terjauh (urutan kesembilan) dari matahari.

Pada 7 September 2006, nama Pluto diganti dengan nomor saja, yaitu 134340. Nama ini diberikan oleh Minor Planet Center (MPC), organisasi resmi yang bertanggung jawab dalam mengumpulkan data tentang asteroid dan komet dalam tata surya kita. [1]

Pada 1978 Pluto diketahui memiliki satelit yang berukuran tidak terlalu kecil darinya bernama Charon (berdiameter 1.196 km). Kemudian ditemukan lagi satelit lainnya, Nix dan Hydra.

Setelah 75 tahun semenjak ditemukan, Pluto masih terbalut misteri. Saat ini wahana nirawak New Horizons telah diluncurkan untuk meneliti Pluto dan diperkirakan akan mendekati Pluto dalam jarak terkecil pada Juli 2015.

Statistik

Sejak ditemukan oleh Clyde William Tombaugh, seorang astronom muda di Observatorium Lowell, pada 18 Februari 1930, Pluto kemudian menjadi salah satu anggota dari Tata Surya yang paling jauh letaknya.

Jarak Pluto dengan matahari adalah 5.900,1 juta kilometer. Pluto memiliki diameter yang mencapai 4.862 km dan memiliki massa 0,002 massa Bumi. Periode rotasi Pluto adalah 6,39 hari, sedangkan periode revolusi adalah 248,4 tahun. Bentuk Pluto mirip dengan Bulan dengan atmosfer yang mengandung metan. Suhu permukaan Pluto berkisar -233oCelsius sampai dengan-223o Celsius, sehingga sebagian besar berwujud es.

Status Pluto sebagai planet

Kalau melihat sejarahnya, Pluto sebenarnya ditemukan lantaran adanya teori mengenai planet kesembilan dalam sistem tata surya Bimasakti.

Baru kemudian setelah Clyde mampu menunjukkan bukti-bukti nyata dalam penelitiannya, akhirnya Pluto resmi menjadi salah satu planet yang menentukan rotasi galaksi ini.

Pada saat Pluto ditemukan, ia hanya diketahui sebagai satu-satunya objek angkasa yang berada setelah Neptunus. Kemudian, Charon, satelit yang mengelilingi Pluto sempat dikira sebagai planet yang sebenarnya. Akhirnya keberadaan satelit Charon ini semakin menguatkan status Pluto sebagai planet

Akan tetapi, para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lain di belakang Neptunus (disebut objek trans-Neptunus) yang juga mengelilingi Matahari. Di sana mungkin ada sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sebagai objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper adalah bagian dari objek-objek trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Obyek Sabuk Kuiper di antaranya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004).

Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena Obyek Sabuk Kuiper ini diketahui juga memiliki satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran lebih kecil dari Pluto. Dan puncaknya adalah penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, obyek ini juga memiliki satelit.

Pluto sendiri, dengan orbit memanjangnya yang aneh, memiliki perilaku lebih mirip objek Sabuk Kuiper dibanding sebuah planet, demikian anggapan beberapa astronom. Orbit Pluto yang berbentuk elips tumpang tindih dengan orbit Neptunus. Orbitnya terhadap Matahari juga terlalu melengkung dibandingkan delapan objek yang diklasifikasikan sebagai planet. Pluto juga berukuran amat kecil, bahkan lebih kecil dari Bulan, sehingga terlalu kecil untuk disebut planet.

Setelah Tombaugh wafat tahun 1997, beberapa astronom menyarankan agar International Astronomical Union, sebuah badan yang mengurusi penamaan dan penggolongan benda langit, menurunkan pangkat Pluto bukan lagi sebagai planet. Selain itu beberapa astronom juga tetap ingin menerima Pluto sebagai sebuah planet. Alasannya, Pluto memiliki bentuk bundar seperti planet, sedangkan komet dan asteroid cenderung berbentuk tak beraturan. Pluto juga mempunyai atmosfer dan musim layaknya planet.

Pada 24 Agustus 2006, dalam sebuah pertemuan Persatuan Astronomi Internasional, 3.000 ilmuwan astronomi memutuskan untuk mengubah status Pluto menjadi "planet katai".

Asal-usul nama

Mengenai masalah ini juga sempat menjadi kontroversi. Karena sempat membuat banyak pihak saling berselisih paham. Banyak yang bilang nama ini berasal dari karakter anjing dalam komik Walt Disney. Kenyataan bahwa komik tersebut memulai debutnya pada tahun yang sama dengan penemuan benda angkasa tersebut oleh manusia dipercaya banyak pihak sebagai salah satu alasannya.

Nama Pluto juga merupakan nama seorang dewa dari kebudayaan Romawi yang menguasai dunia kematian (Hades dalam kebudayaan Yunani). Nama ini diberikan mungkin karena benda angkasa ini sama gelap dan dinginnya dengan dewa tersebut,selain juga misteri yang menyelimutinya.

Ternyata banyak nama lain yang pernah ditolak untuk menamai planet baru tersebut. Salah satunya adalah Minerva, yang berarti dewi ilmu pengetahuan. Alasannya jelas, karena nama tersebut sudah dipergunakan untuk hal yang lain. Lalu ada nama Constante, merujuk pada nama pendiri observatorium tempat Clyde bekerja, Constante Lowell. Namun pemberian nama Lowell juga ditolak secara perlahan-lahan.

Diselimuti misteri

Hingga kini bisa dibilang Pluto adalah salah satu benda angkasa yang paling jarang diteliti manusia. Berbagai alasan menyebabkan berbagai proyek untuk meneliti Pluto terhenti.

Wahana peneliti

Salah satu penelitian yang cukup serius akhirnya digelar juga untuk melihat Pluto, yaitu penelitian pihak AS melalui NASA, yang mengirimkan satu set pesawat tanpa awak untuk mendata daerah permukaan Pluto, karakteristik geografi dan geomorfologi secara global dan mencari data struktur atmosfer yang melingkupi Pluto.

Sebuah ekspedisi yang dinamakan Pluto Express direncanakan mulai meluncur ke angkasa pada Desember 2004 dan direncanakan tiba di Pluto paling lama pada tahun 2008, namun ekspedisi ini akhirnya dibatalkan pada tahun 2000 karena masalah dana dan digantikan sebuah misi baru bernama New Horizons (diluncurkan Januari 2006). Pesawat ini akan melintasi Pluto dan Charon, satelit alaminya, dan kemudian mengirimkan foto-foto ke Bumi. Salah satu studi yang akan dilakukan Horizons mencakup masalah atmosfer yang ada di lapisan satelit Pluto tersebut. New Horizons juga direncanakan akan terbang menuju Sabuk Kuiper.

Hingga kini dipercaya Pluto memiliki sifat atmosfer yang paling asli semenjak memisahkan diri dari matahari. Lapisan atmosfer ini juga dikenal sebagai lapisan paling dingin yang pernah dimasuki sebuah pesawat misi angkasa luar dari bum

2.Eris

Eris
Eris (centre) and Dysnomia (left of centre), taken by the Hubble Space Telescope.
Eris (Tengah) and Dysnomia (kiri dari tengah).
Teleskop luar angkasa Hubble.
Penemuan
Penemu M. E. Brown,
C. A. Trujillo,
D. L. Rabinowitz[1]
Tanggal ditemukan 21 Oktober 2003[1]
Penamaan
Penamaan MPC 136199 Eris
Nama alternatif 2003 UB313[2]
Kategori
planet minor
planet katai,
TNO,
plutoid,
dan SDO[3]
Adjektif Eridian
Epos 6 Maret, 2006
(JD 2453800.5)[4]
Aphelion 97,56 SA
14.60×109km
Perihelion 37,77 SA
5.65×109 km
Sumbu semi-mayor 67,6681 SA
10.12×109 km
Eksentrisitas 0,44177
Periode orbit 203.600 days
557 tahun
Kecepatan orbit rata-rata 3,436 km/s
Anomali rata-rata 197,63427°
Inklinasi 44,187°
Bujur node menaik 35,8696°
Argumen perihelion 151,4305°
Satelit 1
Ciri-ciri fisik
Jari-jari rata-rata 1.300 +200 -100 km[5]
Massa (1,67 ± 0,02)×1022 kg[6]
Gravitasi permukaan di khatulistiwa ~0,8 m/s²
Hari sideris > 8 h?
Albedo 0,86 ± 0,07
Suhu permukaan
(sekitar)
min rata-rata maks
30 K 42,5 K 55 K
Magnitudo tampak 18,7
Magnitudo mutlak (H) −1,12 ± 0,01
Ukuran sudut 40 milli-arcsec[7]

Eris (nama resmi: 136199 Eris; sebelumnya dikenal sebagai 2003 UB313 dan juga Xena) adalah sebuah planet katai yang ditemukan pada hari Jumat, 29 Juli 2005 oleh tiga astronom dari Amerika Serikat, Profesor Mike Brown dan koleganya dari Institut Teknologi California (Caltech), yang juga menemukan beberapa objek-objek serupa planet pada area Sabuk Kuiper.

Awalnya diklaim oleh penemunya sebagai sebuah planet (namun status "planet katai" kemudian diterima), Eris sangat dingin, berbatu-batu dan lebih besar daripada Pluto. Eris diketahui mempunyai sebuah bulan, Dysnomia, yang ditemukan pada 10 September 2005.

Lebih besar dari Pluto

Eris memiliki diameter sekitar 3.000 kilometer, sehingga merupakan objek terbesar yang ditemukan di tata surya setelah Neptunus dideteksi tahun 1846. Eris juga lebih besar dari Pluto, bekas planet terkecil yang ditemukan pada 1930. Eris berjarak hampir 15 miliar kilometer (sembilan miliar mil) atau sekitar tiga kali jarak Pluto dari matahari. Dibanding Bumi, jaraknya 97 kali dibanding jarak Bumi-Matahari.

Eris adalah benda paling jauh yang pernah diketahui untuk mengitari di seluruh Matahari. Ukurannya mungkin satu setengah kali lebih besar dari Pluto. Objek angkasa ini terlihat pertama kali tahun 2003. Ia terlihat lewat teleskop Samuel Oschin di Observatorium Palomar dan teleskop 8m Gemini di Mauna Kea, Hawaii. Pertama kali terlihat 21 Oktober 2003, namun para astronom tidak melihatnya lagi hingga 15 bulan kemudian. Baru pada 8 Januari 2005 ia terlihat lagi. Selain Brown, penemu lainnya adalah Chad Trujillo dari Observatorium Gemini di Hawaii, dan David Rabinowitz dari Universitas Yale.

Eris terlihat lebih redup dari Pluto, tapi itu karena jaraknya tiga kali lebih jauh. Bila ia berada di tempat Pluto, ia akan terlihat lebih terang. Sejak ditemukan, penyebutan objek ini sebagai planet menjadi perdebatan.

Planet katai

Pada 24 Agustus 2006, para ilmuwan Persatuan Astronomi Internasional akhirnya memutuskan statusnya sebagai "planet katai" (dwarf planet). Sebelumnya kelompok astronom lain juga telah mengumumkan penemuan objek 2003 EL61, yang ukurannya kurang lebih sebesar Pluto. Planet baru ini memutari bumi sekali dalam setiap 560 tahun dan saat ini merupakan objek terjauh dari Bumi.[rujukan?]

Dalam waktu 280 tahun, jaraknya ke Bumi akan sedekat Neptunus. Seperti Pluto, permukaan Eris diduga didominasi oleh metana. Eris juga dipercaya merupakan bagian dari Sabuk Kuiper (Kuiper Belt), kawasan dalam sistem solar menjulur dari orbit Neptunus.

Diperkirakan ada sekitar 100.000 objek yang dikenal sebagai objek Sabuk Kuiper, salah satunya adalah Pluto, sehingga sebagian ilmuwan pun lebih menganggap status Eris sebagai objek Sabuk Kuiper dibandingkan sebuah planet. Tapi karena ukurannya yang besar, diameternya mencapai 3.000 kilometer, saat ditemukan Brown berani mengkualifikasi objek angkasa temuannya sebagai planet. "Kami mengharapkan ini tidak terlalu kontroversial, seperti orang mempercayai Pluto sebagai planet," katanya. (sumber: National Geographic News, Detikcom, Kompas)


3. Ceres

Ceres Ceres symbol.svg
Ceres optimized.jpg
Ceres dilihat oleh teleskop luar angkasa Hubble (ACS). Kontrasnya telah diperkaya untuk memperlihatkan detail.
Penemuan[1]
Penemu Giuseppe Piazzi
Tanggal ditemukan 1 Januari 1801
Penamaan
Penamaan MPC 1 Ceres
Nama alternatif A899 OF; 1943 XB
Kategori
planet minor
planet katai
sabuk utama
Adjektif Cererian, Cerian
Epos 18 Juni 2009
(Hari Julian 2455000.5)
Aphelion 446.669.320 km
2,9858 SA
Perihelion 380.995.855 km
2,5468 SA
Sumbu semi-mayor 413.832.587 km
2,7663 SA[2]
Eksentrisitas 0,07934[2]
Periode orbit 1680,5 hari
4.60 tahun
Kecepatan orbit rata-rata 17,882 km/s
Anomali rata-rata 27,448°
Inklinasi 10,585°[2] ke Ekliptika
9,20° ke bidang Invariabel[3]
Bujur node menaik 80,399°[2]
Argumen perihelion 72,825°[2]
Ciri-ciri fisik
Jari-jari khatulistiwa 487,3 ± 1,8 km[4]
Jari-jari kutub 454,7 ± 1,6 km[4]
Massa 9,43 ± 0,07×1020 kg[5]
Kepadatan rata-rata 2,077 ± 0,036 g/cm³[4]
Gravitasi permukaan di khatulistiwa 0,27 m/s²
0,028 g[6]
Kecepatan lepas 0,51 km/s[6]
Hari sideris 0,3781 hari
9,074170 jam[7][8]
Kemiringan sumbu sekitar 3°[4]
Asensio rekta bagi kutub utara 19 jam 24 men
291°[4]
Deklinasi 59°[4]
Albedo 0,090 ± 0,0033 (geometrik pita-V)[9]
Suhu permukaan
Kelvin
min rata-rata maks
? ~167 K[14] 239 K[14]
Kelas spektrum C[10]
Magnitudo tampak 6,7[11]sampai 9,32[12]
Magnitudo mutlak (H) 3,36 ± 0,02[9]
Ukuran sudut 0,84"[13] to 0.33"[6]

1 Ceres adalah sebuah planet kerdil yang terletak di Sabuk Asteroid. Ceres ditemukan pada 1 Januari 1801 oleh Giuseppe Piazzi. Awalnya saat ditemukan Ceres dianggap sebagai sebuah planet, namun setengah abad kemudian dan selama 150 tahun selanjutnya, Ceres diklasifikasikan sebagai sebuah asteroid. Pada 24 Agustus 2006, Persatuan Astronomi Internasional memutuskan untuk mengubah status Ceres menjadi "planet katai".

Ceres mempunyai massa sebesar 9,45±0,04 × 1020 kg. Dengan diameter sekitar 950 km, Ceres adalah benda angkasa terbesar di sabuk asteroid utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar